Tak sekedar nama Santri saja yang terngiang setiap mendengar Kota Kaliwungu. Setiap mendengar banyaknya pesantren yang ada di Kota Kaliwungu pasti tidak akan tertinggal dengan yang namanya Masjid. Karena, dimana ada sebuah Kota disitu pasti ada Istana termegah bagi umat Islam.
Tidak hanya satu Masjid saja, Kaliwungu mempunyai beberapa Masjid dan Masjid yang dijadikan sebagai acuan utama di Kota Kaliwungu adalah Masjid Besar Al-Muttaqin, tepatnya berada di dekat alun-alun Kota Kaliwungu. Setiap Kota yang mempunyai alun-alun biasanya terletak berdampingan dengan Masjid besar kota tersebut.
Masjid merupakan salah satu tempat termegah di Kota santri, menjadikan KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang Kelompok 94 mengadakan kegiatan di Masjid besar Al-Muttaqin.
Ide yang terngiang adalah melakukan penyemprotan cairan desinfektan yang mana disaat pandemi Covid-19 sekarang, sangatlah tepat melakukan kegiatan tersebut. Untuk mendapakatkan arahan serta kesepakatan kegiatan akan dilakukan hari dan tanggal berapa, menemukan pengurus Masjid Besar Al-Muttaqin untuk meminta ijin kepada beliau sangatlah penting agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.
Bapak H. Nuruddin namanya, beliau adalah pengurus Masjid besar Al-Muttaqin Kaliwungu. Setelah berbicara dengan beliau,. Akhirnya, ditentukanlah waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan penyemprotan cairan desinfektan.
Mendengar kata Masjid, pastilah umat Islam akan sering melakukan kegiatan agamanya di dalam Masjid. Dan Shalat Jum’at merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan umat Islam khususnya laki-laki. Tepat hari Jum’at tanggal 9, 16, 23 Oktober 2020 pada jam 08.00, KKN kelompok 94 melakkan kegiatan tersebut.
Penyemprotan hari pertama tanggal 9 Oktober 2020 ikuti oleh 14 mahasiswa. Awal pelaksanaannya, Bapak H. Nuruddin meminta ke 14 mahasiswa tersebut untuk melihat bagaimana cara pembuatan cairan desinfektan serta tempat manakah yang harus disemprot serta bagaimana cara penyemprotan yang baik dan benar. Setelah ke 14 mahasiswa memahaminya, mulailah penyemprotan dari dalam ruangan Masjid tepatnya dimimbar di tempat pengimaman, dilanjutkan mundur kebelakang tempat para makmum berjama’ah, dilantai atas Masjid, tangga-tangga, kotak amal, tiang-tiang, tembok-tembok, sampai parkiran Masjid.
Baca juga:- Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Era Revolusi 4.0 Untuk Siapkan Generasi Milenial Yang Bermoral
- Kyai-kyai di Kaliwungu Pada Zaman Sekarang
- Pentingnya Menjaga Kebersihan Pantai
Karena Masjid tersebut memiliki mobil ambulan serta mobil jenazah, kedua mobil tersebut juga ikut disemprot. Dan setiap kali melakukan penyemprotan, pengurus Masjid selalu memberikan kacang hijau hangat.
Banyakanya mahasiswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, tidak semuanya melakukan penyemprotan. Akan tetapi, sebagian mahasiswa dibagi untuk bersih-bersih Masjid, pelataran Masjid serta parkiran Masijd. Tiga kali berturut-turut kegiatan tersebut dilakukan, untuk hari terakhir kegiatan KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang kelompok 94 memberikan bingkisan kepada pengurus Masjid besar Al-Muttaqin sebagai ucapan terima kasih. Kegiatan tersebut mendapat respon sangat baik pengurus Masjid
Para mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang kelompok 94 sangat membantu dalam melaksanakan penyemprotan cairan disinfektan ini. Mereka tidak hanya membantu dalam penyemprotan saja, namun juga membantu dalam membersihkan Masjid sebelum digunakan shalat Jum’at, Jelas Bapak H. Nuruddin.
Mahasiswa KKN kelompok 94 menikmati kegiatan penyemprotan tersebut, dilain sisi mendapatkan respon tanggapan yang baik, disisi lain beliau-beliau penggurus Masjid Al-Muttaqin telah memberikan pengalaman, pelajaran terpenting dalam hidup yang mana Hidup harus ada pengalaman, karena orang pandai belajar dari pengalamannya dan orang bijak belajar dari pengalaman orang lain, tetapi orang bodoh tidak belajar apapun.
Marisa Ulfah
Ilmu Falak – Syari’ah dan Hukum