Masalah pendidikan khususnya pendidikan agama Islam menempati posisi yang sangat penting (crucial) dalam upaya membangun karakter peserta didik dimana pembangunan sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas baik kualitas keimanan dan ketaqwaan, kualitas penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun kualitas kepribadian moral.
Dalam menghadapi perkembangan zaman industri 4.0 peran pendidikan agama Islam menaruh perhatian pada keseluruhan nilai, memberi perhatian lebih besar kepada nilai-nilai religius (rohaniah) dan akhlak, berusaha menundukkan semua nilai-nilai yang lain.
Selain itu peran pendidikan Islam senantiasa menghantarkan, membimbing perubahan dan perkembangan hidup manusia ke arah yang lebih baik.
Peran guru PAI disini sangat dibutuhkan dalam menghadapi perkembangan zaman yang serba canggih. Guru bertanggung jawab membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi generasi yang cerdas, saleh, terampil dalam menjalani kehidupan.
Tugas guru PAI tidak hanya menjadikan anak pandai, cerdas dan berwawasan melainkan membekali murid dengan nilai-nilai dan norma yang mempersiapkan mereka menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan masyarakat dalam dalam menghadapi perkembangan zaman di era modern ini.
Peran guru tidak dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi, guru dalam proses pendidikan haruslah benar-benar menjadi satu sumber bagi peserta didik untuk mengembangkan potensial, watak, moralitas, dan intelektualitasnya.
Berdasarkan pengalaman Saya KKN 75 Reguler Dari Rumah program kerja individu ketika kita mengajar ilmu pengetahuan umum atau mengajar mengaji (ilmu agama), peran guru agama Islam tidak saja sebagai sumber pengetahuan belaka, tidak boleh berhenti sebagai transfer of knowledge namun juga sebagai agen transfer of value.
Peran guru secara utuh tidak bisa sepenuhnya digantikan dengan kecanggihan teknologi. Pendidikan karakter moral hal yang penting untuk ditanamkan kepada peserta didik (generasi milenial).
Pendidikan yang mengembangkana karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa membantu mengembangkan sikap etika, moral, dan tanggung jawab.
Dalam upaya merekonstruksi pendidikana Islam perlu memperhatikan prin-prinsip pendidikan Islam.
Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya merupakan tafaqqah fi al-din di sekolah atau madrasah yakni upaya yang sungguh-sungguh dalam memahami atau memperdalam pengetahuan agama Islam dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
PAI yang diajarkan oleh sekolah dan madrasah dimaksudkan untuk membelajarkan dan menanamkan murid-murid tentang trilogi ajaran Islam yaitu iman, Islam dan ihsan.
Tafaqqah fi al-din merupakan salah satu strategi jitu untuk melawan segala dampak yang diakibatkan oleh perkembangan zaman (revolusi industri 4.0).
Ilmu-ilmu agama dapat dijadikan sebagai bekal oleh murid untuk melawan dampak negatif gelombang industri 4.0. keberadaan ilmu-ilmu agama Islam yang aktif dan produktif diharapkan dapat dijadikan instrumen untuk merespon dan melawan dampak negatif dari arus revolusi industri 4.0 dan berfungsi sebagai filter atau penyaringan nilai-nilai negatif yang diakibatkan oleh arus globalisasi.
Pendidikan agama Islam mengedapankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan cenderung eksklusif dan subjektif yang bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia. Kemajuan revolusi industri 4.0 ternyata disadari atau tidak menciptakan sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya.
Jika teknologi dijadikan tujuan cita-cita, maka pada gilirannya peradaban teknologi akhirnya berubah menjadi kekuasaan yang membelenggu manusia sendiri.
Jelas bahwa di satu sisi perkembangan teknologi menjadi penjara bagi manusia, namun pada sisi lain teknologi itu pun dipenjara oleh kepentingan manusia.
Baca juga:- Mengenal Sistem Menghafal Al Qur’an di Pondok Putri Tahfidz Qur’an Nurul Amin
- Konten Moderasi Beragama Di Kaliwungu
- Mengabdi dan Berkarya Bersama Omah Seni Godong Garing Buniwah
Dalam pandangan agama Islam, ilmu dan teknologi bukan merupakan aspek kehidupan umat manusia yang tertinggi.
Pada hakikatnya peran pendidakan agama Islam sangat penting guna bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
Upaya pendidikan diarahkan pada keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan perkembangan jasmani rohani dan pengawasan yang kesemuanya dalam koridor ajaran Islam.
Dalam perkembangan revolusi industri 4.0 guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, tujuan pendidikan Islam adalah yaitu peserta didik mampu menyelaraskan dan memenuhi kebutuhan dunia akhirat, kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan moral.
Literasi digital merupakan ketrampilan melek media yang menyajikan kerangka kerja untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan membuat pesan dalam bentuk membangun pemahaman tentang peran media dalam dunia pendidikan.
Peran guru agama Islam di era digital justru semakin kompleks dan saling melengkapi dengan perkembangan zaman, serta lompatan kecerdasan generasi milenial yang mereka hadapi di kelas sebagai peserta didik.
Tantangan ini menjadi peluang berharga untuk menstimulus munculnya guru era digital yang cerdas dan melek teknologi terkini. Sebagai tenaga pendidik kita harus bisa menyesuaikan dengan era revolusi digital yang serba canggih.
Oleh karena itu tantangan kita sebagai tenaga pendidik tidak boleh tertinggal dan harus selalu up to date dengan perubahan dan segera berbenah diri untuk menghadapi perubahan.
Guru diharapkan memainkan peran sentralnya dalam memfasilitasi dan menimbulkan semangat belajar peserta didik.
Guru harus menyesuaikan teknik mengajar dengan era revolusi digital saat ini agar menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang.
Tujuan utama pendidikan agama Islam adalah membina kepribadian peserta didik secara utuh dengan harapan bahwa kita akan menjadi ilmuan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan mampu mengabdikan ilmunya untuk kesejahteraan manusia.
Suksesnya pendidikan Islam ini tidak hanya stagnan pada teori dan tujuan pendidikan Islam, melainkan juga didukung dengan sistem yang seharusnya berkembang untuk mengangkat potensi fitrah manusia.
Dalam hal ini, pendidikan Islam harus bisa mensiasati berbagai aspek manusia, spiritualitasnya intelektualnya, dan psikomotorik harus dibina dengan serangkaian sistem pendidikan Islam secara menyeluruh.
Penanam ajaran Islam harus diberikan sejak dini, karena pendidikan Islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama (insan kamil) sesuai dengan ajaran agama Islam.
Betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam mendidik pribadi-pribadi yang sesuai dengan syariat Islam.
By. Shofiyya