Hikmah Dibalik Adanya Sebuah Musibah : Dimulai dari sadar sampah, kegiatan ramah Lingkungan menjadi Solusi masyarakat di tengah pandemi covid-19 untuk tanggap dan bijak terhadap pengelolaan sampah
Robbiatul Addawiyah ( 1704026030 )
KKN- RDR 75 UIN Walisongo Semarang
Posko 110
KKN- RDR 75 UIN Walisongo Semarang
Posko 110
Kita sebagai makhluk hidup tidak lepas dari keberadaan lingkungannya. Lingkungan merupakan aspek terpenting untuk membentuk kepribadian baik maupun buruk setiap manusia, maka dari itu untuk membentuk suatu kepribadian yang baik perlu adanya lingkungan yang baik tentunya dengan menanamkan sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitar, baik lingkungan buatan maupun lingkungan alam.
Seiring bertambahnya angka populasi kelahiran peduduk di muka bumi ini, khususnya di Indonesia maka menimbulkan penambahan untuk mencukupi kebutuhan makhluk hidup, seperti bertambahnya pabrik, hotel dan pemenuhan kebutuhan manusia lainya yang mengakibatkan.
Berbeda dengan hari biasanya, dalam kondisi pandemi covid-19 membuat semua aktivitas yang berada diluar rumah kini dirumah menjadi sistem daring(dalam jaringan) seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah masing-masing.
Artinya bekerja dan sekolah tidak dilakukan dengan tatap muka melaikan online dengan tujuan membatasi kontak langsung untuk mecegah penularan dan memutus mata rantai persebaran virus covid-19, dengan demikian maka secara tidak langsung masyarakat dianjurkan untuk tidak keluar rumah, melakukan semua aktivitas dirumah saja maka sudah bisa terlihat, hal tersebut akan membuat sampah rumahan menjadi meningkat yang jika dibiarkan saja tidak menapatkan perhatian lebih maka bisa menyebabkan menggunungnya sampah dan akan membuat lingkungan tidak nyaman,bau, kotor dan akhirnya menjadi penyebab sarang penyakit.
Sampah merupakan persoalan bersama, masing-masing dari inidividu sendiri tidak akan pernah telepas dari kata sampah. Kita sebagai pemuda bangsa yang mana generasi pewaris bangsa ada ditangan kita kelak, harus mempunyai perhatian lebih terhadap peduli lingkungan dimulai dari hal kecil yaitu sadar sampah.
Baca juga:
- Apakah Pendidikan di Masa Pandemi itu Penting?
- Menjadi Mahasiswa KKN di Masa Pandemi
- Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Era Revolusi 4.0 Untuk Siapkan Generasi Milenial Yang Bermoral
Dikutip dari katadata.co.id Limbah mengalami kenaikan, apalagi dengan kondisi pandemi seperti ini tercatat limbah medis akibat Covid-19 tercatat capai 1.662,75 Ton.
Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan atau biasa disebut dengan KLHK menegaskan bahwa terjadi kenaikan yang pesat akibat pandemi covid-19 yakni berkisar 30% hingga 50% limbah medis berdasarkan laporan dari 34 provinsi, setidaknya total limbah yang dihasilkan sampai bulan Oktiber 2020 mencapai sekitar1.66,75 ton.
Pihak Direktur Jenderal Pengelolaan sampah, limbah dan B3 mengatakan bahwa limbah medis tersebut harus segera diatasi dengan serius, karena penumpukan tersebut bisa menyebabkan salah satu mata rantai penularan kasus covid-19, setiap 1 pasien covid-19 menghasilkan 20 limbah APD dan 14,3 kg/hari limbah medis, produk limbah medis dari sebelum pandemi sekitar 296 ton/hari sekarang mengalami kenaikan 30 % sekitar 382 ton/hari nya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam kondisi darurat sampah Sampah yang dihasilkan di indonesia per hari mencapai 67 juta ton dan Jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik yang jumlahnya sampai 60 persen dan sampah plastik 15 persen, maka dari itu keberadaan sampah yang tidak mendapat perhatian lebih dari masyarakat akan menyebabkan kenyamanan dalam lingkungan terpenuhi, karena dari sampah lah akan muncul bau yang tidak sedap, pemukiman yang kotor dan akan menyebabkan polusi dalam kehidupan sehari-hari yang bisa mengganggu kesehatan makhluk hidup.
Harus ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri, paling tidak bisa mengurangi pola konsumtif yang nantinya akan menjadi sampah. Dan harus ada kesadaran dari masyarakat sendiri untuk bisa bijak dalam pengelolaan atau pemanfaatan sampah, terutama keberadaan sampah plastik yang pengelolaannya sangat lama.
Kita sebagai generasi milenial yang akan berpengaruh terhadap bangsa harus bisa mengelola sampah dengan bijak.
Seperti kebiasaan yang dilakukaan dalam kegiatan jual beli adalah menggunakan plastik sebagai tempat menaruh belanja konsumen.
Plastik merupakan bahan kimia yang biasa disebut dengan polimer. Disamping plastik mempunyai manfaat contohnya seperti kegiatan jual beli, kandungan sampah plastik itu sendiri akan dapat mencemari lingkungan, karena plastik yang sudah tidak digunakan atau di buang begitu saja tidak bisa terurai dengan cepat didalam tanah, adapun ketika dibakar bahan plastik yang mengandung zat kimia ini akan melepaskan zatnya dan mencemari lingkungan sekitar dan menyebabkan limbah. Bahan kimia yang terkandung didalam plastik akan menjadi faktor penurunan kesehatan dan pastinya sangat mencemari lingkungan.
Dilansir dari Blog Mr. BOB bahwa plastik mengandung karsinogen yang mana terdapat racun didalamnya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti tumor, endokrin dan genital. Maka dari itu untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan plastik yang berlebihan salah satunya dengan daur ulang sampah, baik sampah organik atupun anorganik.
Penanaman jiwa sadar sampah sangat dibutuhkan untuk menciptakan kenyamanan dan kebersihan lingkungan.
Seperti sekarang ini sangat banyak komunitas-komunitas bank sampah yang mana kegiatannya adalah sebagai wadah untuk menciptakan masyarakat sadar sampah, terbukti dengan adanya bank sampah tersebut mampu mendaur ulang sampah plastik contohnya dalam karya seni yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi yang sebelumnya tidak bernilai dimasyarakat dan olahan sampah organik juga bisa dijadikan sebagai pupuk pengganti untuk menjadi pakan magot, dan magot tersebut bisa dijadikan pakan ikan. kegiatan tersebut nisa menciptakan produktivitas yang positif untuk generasi bangsa.
Dimasa pandemi sekarang ini, muncul banyak permasalahan-permasalahan baru contohnya adalah permasalahan ekonomi, dengan adanya bank sampah mayarakat secara tidak langsung bisa memanfaatkan sampah rumahan untuk disetor ke bank sampah kemudian menjadi uang, akan tetapi sebelum disetor di bank sampah perlu adanya pemisahan antara sampah organik ataupun sampah anorganik itu sendiri.
Adapun seperti pengolahan daur ulang sampah bisa dilakukan di rumah masing-masing. Kegiatan tersebut sangat patut untuk mendapat perhatian lebih dari pemerintah kepada masyarakat cocok dilakukan disaat pandemi dan sangat ramah lingkungan.