Pendidikan Islam Era Globalisasi Dan Revolusi Industri 4.0 - Rumah Penulis

Pendidikan Islam Era Globalisasi Dan Revolusi Industri 4.0

Asian woman petrochemical engineer working at night with digital tablet Inside oil and gas refinery plant industry factory at night for inspector safety quality control..
PENDIDIKAN ISLAM ERA GLOBALISASI DAN REVOLUSI
INDUSTRI 4.0

Oleh : Shokhekul Huda

 

A. Pendahuluan

Fenomena kekinian yang menjadi perubahan dunia yaitu globalisasi, hal tersebut akan menjadi sebab terpengaruhnya pendidikan Islam, banyaknya argument dan sikap terhadap globalisasi, diantaranya sikap putus asa dalam menghadapi globalisasi ini dikarenakan oleh definisi global, sehingga masyarakat kurang siap menghadapi perkembangan teknologi dan informasi media baik berupa sosial, budaya, agama, ekonomi, pendidikan dan lainnya, kemudian ada yang bersikap kritis baik tentang fenomena globalisasi dan pengaruhnya dalam pendidikan Islam mempunyai sikap positif.

Pada abad 21, teknologi berkembang pesat dan semakin maju, negara membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki tiga pilar penting yaitu literasi, kompetensi, dan karakter. Indonesia saat ini memasuki era revolusi industri 4.0 pertengahan abad ini (revolusi digital) ditandai perpaduan  teknologi dan mengaburkan garis ruang fisik, digital, serta biologis. Era Revolusi Industri 4.0 semakin kurang kegiatan manusia yang mengubah dari manual menuju digital1.

Pergeseran dan perubahan merupakan keniscayaan yang tidak terhindarkan. Hal ini dikarenakan waktu ke waktu tuntutan dan kebutuhan manusia terus mengalami perubahan. Hari ini saja, seseorang lulusan belum tentu mampu mengkorelasikan bidangnya untuk menjawab di era yang serba cangggih ini. Diperlukan pula keahlian khusus yang selaras dengan kebutuhan lapangan. Jika tidak demikian maka pendidikan akan mudah tersingkir.

Pendidikan 4.0 adalah sebuah makna yang dipakai para ahli untuk menggambarkan berbagai cara mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak kedalam pembelajaran. Ini merupakan terobosan dari pendidikan 3.0 yang menurut paparan jeff bonden mencakup pertemuan ilmu saraf. Teknoligi pendidikan, psikologi, dan kognitif. Pendidikan 4.0 merupakan fenomena yang menanggapi kebutuhan munculnya revolusi industri keempat dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah, dan menemukakan ide baru2.

B. Globalisasi Pendidikan

1. Pengertian globalisasi

Pendidikan globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi firqah masyarakat global.

Namun pada kenyataannya globalisasi merupakan penyatuan semu, karena nilai-nilai ekonomi, sosial, dan budaya didominasi nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakaat dunia. Sebagai contoh, berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program  akan tenaga kerja berkualitas yang seamakin ketat. Inilah yang dimaksud dengan globalisasi Pendidikan3.

Gelians juga memandang globalisasi sebagai suatu proses. Globalisasi sebagai suatu proses merupakan  serangkaian tindakan untuk mencapai suatu proses integrasi yang mendunia melalui keharusan untuk berkompetisi menekan korporasi global secara tetap dan terus menerus melakukan rekstrukturisasi, rasionalisasi, dan meningkatkan kinerja yang berulang-ulang dimana sumber keuangan dan teknologi ditingkatkan secara signifikan. Agenda tetap korporasi transnasional ialah kewajiban untuk melakukan eliminasi,merger, penggabungan dan pengambil alih korporasi domestik4.

2. Pendidikan berwawasan Global

Hal yang perlu ditekankan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah dengan meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan yang luas. Ide ini paling jitu untuk mengemban sebagai perselancar wawasan dan cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti dinomor satukan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting , artinya orang yang mampu dalam bersaing sehat saja yang bisa hidup dizaman yang akan datang. Salah satu cara dalam peningkatan kualitas pendidikan tersebut adalah dengan pengelolaan pendidikan dengan wawasan global5.

Sebenarnya ungkapan dengan berbagai cara yang efektif merupakan bagian dari memudahkan sistem pendidikan yang berada di era globalisasai.

Hal yang perlu dipahami bahwa globalisasi sebagai bentuk pengubah dunia yang lebih kecil, maka dari itu pendidikan seharusnya lebih eksis karena pada dasarnya pendidikan adalah pengubah karakter seseorang yang baik.

3. Globalisasi Pendidikan Islam

Bagi pendidikan Islam, turbulensi arus global bisa menimbulkan paradoks atau gejala kontra moralitas, yakni pertentangan dua sisi moral secara diametral, seperti guru mendidik lalu lintas, namun dijalanan para sopir ugal-ugalan, disekolah dikampanyekan gerakan anti narkoba tapi penjajah narkoba di masyarakat memberi layanan gratis bagi pemula, guru memberi pesan, agar siswa tidak terlibat tawuran, tapi dilingkungan masyarakat sering terjadi bentrok antar warga kampung, disekolah diadakan razia pornografi tapi media massa semakin terbuka mengumbar simbol-simbol yang merangsang nafsu sahwat, begitu pula halnya dengan keinginan guru agar anak tampil kreatif dan egaliter, tapi prilaku orang tua cenderung otoriter.

Karena globalisasi langsung atau tidak, dapat membawa paradoks bagi praktik pendidikan Islam seperti terjadinya kontra moralitas antara apa yang diidealkan dalam pendidikan islam dengan realittas di lapangan, maka gerakan tajdid dalam pendidikan islam hendaknya melihat kenyataan dalam kehidupan masyarakat terlebih dahulu, sedemikian hingga ajaran yang hendak didikan itu dapat landing dan kontekstual6.

Oleh karena itu, yang harus dilakukan oleh umat muslim adalah memasuki dunia globalisasi dengan identitas diri yang baik sehingga hal-hal yang tidak ingin terjadi mampu teratasi. Cara sikap yang baik sangat menentukan hasil dari kepribadian manusia.

Dalam tantangan globalisasi juga memberikan dampak kepada pendidikan islam, untuk menghadapi kondisi demikian pendidikan islam dituntu untuk membekali atau mengajenani peserta didik dengan nilai moral, kepribadian, kualitas dan kedewasaan hidup guna menjalani kehidupan bangsa yang multikultural yang  sedang dilanda krisis ekonomi agar dapat hidup damai dalam komunitas dunia di era globalisasi7.

Untuk menhdapi kondisi demikian dperlukan terobosan khusus untuk mengutamakan pengupayaan pelaksanaan pendidikan Agama Islam secara efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan rekonstruksi dan reformasi pendidikan islam agar bisa menghadapi  tantangan global dengan langah-langkah sebagai berikut:

Pertama, melakukan telaah kritis dan menyeluruh terhadap agama, baik yang bentuknya normatif maupun historis. Teks-teks suci yang bersifat normatif perlu dipahami secara  utuh, sehingga nilai-nilai dasar agama dapat ditangkap secara keseluruhan. Sedang dalam sisi historis pemahaman umat terhadap agamanya sepanjang sejarah perlu diperiksa kembali.

Kedua, perlu adanya penyatuan pendidikan agama dengan ilmu-ilmu lain. Sehingga tidak menimbulkan pemisahan ilmu yang menyebabkan perbedaan anggapan ada perbedaan nilai keutamaan antara pendidikan agama denganilmu lainnya.

Ketiga, perlunya melakukan revolusi pembelajaran pendidikan agama dengan cara memperaktikan nilai-nilai luhur agama tersebut dalam kehidupan nyata yang ditopang oleh prinsip-prinsip keadilan atau kerukunan antar umat beragama8.

Kemudian yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana respons umat dan pendidikan Islam menhadapi globalisasi tersebut. Prof. Dr. Rachman Assegaf mengatakan bahwa  arus global itu harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Ibarat sistem pencernaan, zat yang bergizi diedarkan keseluruh tubuh sementara sisanya yang kotor dibuang.

Pendidikan Islam mestilah menjadi sistem pencernaan tadi, sebab kalau tidak bergizi ia akan ketinggalan, sementara kalau tidak dicerna dapat merusak identitas dirinya.jadi, globalisasi bisa menjelma menjadi peluang ( opportunity ) bisa pula tantangan. Posisi pendidikan Islam yang perlu dipertahankan adalah sikapnya yang tetap selektif, kritis dan terbuka terhadap munculnya turbulensi arus global, bukan dengan sikap eksklusif, atau terseret arus global sehingga mengikis identitas pendidikan Islam itu sendiri9.

Baca juga:

C. Revolusi Industri 4.0

Revolusi  terdiri dari dua kata yaitu revolusi dan industri. Revolusi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perubahan yang bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian industri adalah usaha pelaksanaan10.

Pendidikan 4.0 adalah istilah umum yang digunakan para ahli teori pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Revolusi digital dan era disrupsi teknologi merupakan istilah lain dari industri 4.0 disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan disemua bidang.

Ada beberapa tantangan industri 4.0. Pertama, keamanan teknologi informasi. Kedua, keandalan dan stabilitas mesin produksi. Ketiga,kurangnya keterampilan memadai.keempat,kengganan berubah pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi11.

Satu dari revolusi 4.0 munculnya fenomena disruptive innovation. Dampak dari fenomena ini telah tersebar disegala aspek kehidupan. Mulai dari industri, ekonomi, pendidikan, politik, dan lainnya. Ini juga telah menyerong gaya hidup, dan pola pikir masyarakat dunia.dissruptive innovation secara sederhana dapat dimaknai dengan sebagai fenomena terganggunya para pelaku industribaru akibat kemudahan teknologi informasi.

Selain itu, banyaknya profesi hilang dikarenakan tergesernya oleh mesin ini juga fenomena disruptive innovation. Misalnya, semua petugas check-in  bandara telah berubah dengan karyawannya dari mesin yang bisa menjawab kebutuhan penumpang, termasuk mesin pindai untuk memeriksa paspor dan visa serta printer untuk mencetak boarding pass dan luggage tag12.

D. Pendidikan Islam era Revolusi Industri 4.0

Di era 4IR ini, pendidikan, termasuk didalamnya pendidikan Islam, mengalami tekanan dan gelombang perubahan yang sangat besar dari cara pembelajaran, teknologi, dan standar kualitas. Paradigma pendidikan Islam yang dilaksakan di era 4IR harus berbeda dengan pardigma-paradigma lainnya. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi, yang dicapai umat manusia, menghasilkan manfaat, juga menghasilkan persoalan-persoalan baru yang tidak dapat diselesaikan. Upayanya memuliakan kehidupan yang bermakna13.

Oleh karena itu, perlunya perombakan ataun reformasi didalam tubuh pendidikan Islam. Pendidikan Islam di era 4.0 perlu untuk turut mendisrupsi diri jika ingin memperkuat eksitensinya. Muhadjir Efendy dalam pidatonya mengatakan bahwa perlu ada reformasi sekolah, menopang kapasitas, profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir agar dunia pendidikan nasional dapat menyesuaikan diri dengan dinamika zaman14.

Dengan demikian pendidikan Islam untuk dapat survive dan berkontribusi di era 4IR ini, harus berorientasi futuristik dengan tetap memegang dasar pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Semangat ijtihad harus selalu dihadidupkan dan digelorakan dengan terus menerus melakukan adaptasi kritis dan inovasi kreatif dalam berbagai aspek sehingga tidak terdisrupsi oleh perubhan dahsyat era Revolusi industri 4.0.15

Islam juga memberikan gambaran setiap yang membuat untuk kemaslahatan masyarakat maka perlu dilakukan. Sehingga industrialisasi sebagai prioritas dari peradaban teknologi kemungkinan besar sekali akan dapat membuat suatu perubahan, minimal tahap demi tahap ikut membawa suatu perekonomian masyarakat dari perekonomian yang sangat lemah menuju perekonomian yang lebih kuat yang menyerupai kekuatan ekonomi negara-negara industri maju16.

Jadi penjelasan diatas bahwasannya pendidikan Islam telah mentolerir 4IR yang menjadi landasan untuk berlangsungnnya kehidupan yang lebih baik dan lebih terarh. Karena semua sistem teknologi informasi pada hakikatnya memudahkan manusia untuk memajukan peradaban.

E. Penutup

Maka tantangan globalisasi juga memberikan dampak kepada pendidikan islam, untuk menghadapi kondisi demikian pendidikan islam dituntu untuk membekali atau mengajenani peserta didik dengan nilai moral, kepribadian, kualitas dan kedewasaan hidup guna menjalani kehidupan bangsa yang multikultural yang  sedang dilanda krisis ekonomi agar dapat hidup damai dalam komunitas dunia di era globalisasi.

Perlunya perombakan ataun reformasi didalam tubuh pendidikan Islam. Pendidikan Islam di era 4.0 perlu untuk turut mendisrupsi diri jika ingin memperkuat eksitensinya. Kemudian, pendidikan Islam untuk dapat survive dan berkontribusi di era 4IR ini, harus berorientasi futuristik dengan tetap memegang dasar pemahaman dan pengamalan ajaran agama

DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd, rachman. 2011, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta : PT Raja Grafindo.

Atmasasmita, Romli. 2014, Hukum Kejahatan  Bisnis Teori dan Praktik di Era globalisasi, Jakarta : Kencana.

Junaed, Mahfud. 2019,  Paragima Baru Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Prenamedia group.

 Kasali, Rhenaldi.2017, Disruption” Tak ada yang tak bisa di ubah sebelumdihadapi motivasi saja tidak cukup” menghadapi lawan-lawan tak kelihatan dalam peradaban Ube, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2014, Jakarta : PT Gramedia.

Mustari, Muhammad. 2014, Manajemen Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo.

Rahim,husni.2001, Arah baru pendidikan Islan indonesia, Jakarta : logos.

Jurnal Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi didownload www. academia.edu/download/4509.

Jurnal Memperkuat eksistensi Pendidikan Islam di Era 4.0,download di e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/talim/article/view/948.

Jurnal Penguatan literasi baru pada Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam menjawab tantangan Era Revolusi 4.0, Didownload www .jurnalianpontiana k.or.id./index.php/jrtie/article/download/1064/534.

Foot Note

1Jurnal Penguatan literasi baru pada Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam menjawab tantangan Era Revolusi 4.0, Didownload www .jurnalianpontiana k.or.id./index.php/jrtie/article/download/1064/534 pada tanggal 5 juli 2019.
2Jurnal Memperkuat eksistensi Pendidikan Islam di Era 4.0,download di e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/talim/article/view/948 pada tanggal 5 juli 2019.
3Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2014) 227-228
4Romli Atmasasmita, Hukum Kejahatan  Bisnis Teori dan Praktik di Era globalisasi, (Jakarta : Kencana, 2014),26.
5Muhammad Mustari, 229.
6Abd . Rahman Assegaf,Filsafat Pendidikan Islam,( Jakarta : PT Raja Grafindo,2011)  328.
7Husni Rahim, Arah baru pendidikan Islan indonesia,  (Jakarta : logos, 2001) 22.
8Jurnal Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi didownload www. academia.edu/download/4509 pada tanggal 5 juli 2019.
9Abd. Rachman Assegaf, 330-331.
10Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa ( Jakarta : PT Gramedia, 2014) 1089.
11Jurnal Urgensi Pendidikan Islam Era 4.0,  didownload di researchgate. Net pada tanggal 5 juli 2019.
12Rhenaldi Kasali, Disruption” Tak ada yang tak bisa di ubah sebelumdihadapi motivasi saja tidak cukup” menghadapi lawan-lawan tak kelihatan dalam peradaban Ube, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017)16.
13Mahfud junaed, Paragima Baru Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta : Prenamedia group, 2019) 382.
14Jurnal Memperkuat eksistensi Pendidikan Islam era 4.0,didownload pada tanggal 5 juli 2019.
15Mahfud junaedi, 383.
16Departemen Agama, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, jakarta  : 2005, 114-115

Tinggalkan Komentar

Keranjang Belanja
Scroll to Top