Pada umumnya, petani menggunakan pupuk kimia untuk mengolah sawahnya karena secara ekonomi, pupuk kimia lebih terjangkau di bandingkan dengan pupuk organik.
Selain itu, pupuk organik dibutuhkan lebih banyak dan waktu yang dibutuhkan tanaman untuk menyerap nutrisi dari pupuk organik lebih lama karena tanaman menyerap nutrisi dalam bentuk ion.
Pada pupuk kimia, nutrisi yang disediakan sudah berbentuk ion sedangkan pada pupuk organik, perlu adanya dekomposisi sampai terbentuk ion dan dapat diserap oleh tanaman.
Selain itu, kurangnya pemakaian pupuk organik di kalangan petani adalah karena minimnya informasi tentang pembuatan pupuk organik.
Padahal pupuk organik sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah dan dapat dibuat dengan memanfaatkan kotoran ternak seperti sapi, daripada dibuang begitu saja sebagai limbah dan mengotori lingkungan.
Baca juga:- 10 Langkah Agar Hidup Lebih Sehat – Indikasi PHBS
- Hikmah Dibalik Adanya Sebuah Musibah
- Cara Mudah Mengurangi Resiko Terpapar Covid-19
Bahan yang dibutuhkan adalah kotoran sapi, Bakteri Mikrobia (EM4), dedak, air, tetes gula merah, abu sekam, dolumit (kapur).
Selanjutnya menyiapkan berbagai alat yang digunakan antara lain: cangkul, ember, cikrak, pisau, sekop, sorong dan karung goni. Berikut ini adalah bagaimana cara mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik.
- Campurkan EM4 sekitar 100 ml ke dalam satu ember kemudian masukkan larutan gula 1 kg yang sudah di aduk sampai merata. Setelah proses pengadukan larutan tersebut biarkan sampai 15 hari dalam keadaan tertutup. Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan bakteri yang bermanfaat untuk pembusukan kotoran.
- Campurkan kotoran sapi yang sudah kering dengan dedak sebanyak 50 kg dan abu sekam dengan larutan EM4 yang sudah di aduk sampai rata. diamkan selama 15 hari.
- Adonan pada tahap kedua yang sudah tercampur rata di tutup dengan karung goni agar proses fermentasi berjalan secara maksimal. Proses ini berlangsung selama 15 hari.
- Campurkan semua adonan yang sudah di proses selama 15 hari.
- Aduk setiap dua hari sekali adonan di atas supaya proses fermentasi berjalan secara maksimal.
- Hasil adonan yang setiap dua hari di buka tersebut, pada hari ke 16 bisa di lakukan penggilingan agar bisa di kemas atau di simpan. Jika penggilingan tidak ada maka bisa dihaluskan dengan cara di tumbuk, agar mudah jika di gunakan.
Melalui pengolahan limbah ternak sapi menjadi pupuk organik, memberikan banyak sekali manfaat bagi peternak maupun petani. Adapun manfaat yang dapat di ambil di antaranya memberikan nilai tambah yang ekonomis, mengurangi pencemaran lingkungan dan menambah zat hara dalam tanah.
Penulis oleh Ayu Risalatul Mu’alifah (Mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang)